Selasa, 24 September 2013

Teori Kependudukan

Teori naturalistic yang terkenal dikemukakan oleh Raymond S. Pearl dengan daur kurva normalnya dan oleh Corrado Gini dengan metabolisme demografinya. Berikut adalah penjelasan mengenai teori Pearl dan teori Gini.

1. Teori Pearl
Pearl mengemukakan teori universal tentang pertumbuhan penduduk yang didasarkan atas dugaan atau asumsi biologi dan geografi. Tiap penduduk mula-mula mengalami pertambahan atau kenaikan jumlah sangat lambat, yang makin lama makin cepat, mencapai titk tengah daur, dan kemudian makin berkurang pertambahannya hingga mencapai akhir dari daur. Pertumbuhan daur tersebut mengikuti kurva normal.
Jadi mula-mula jumlah penduduk sedikit, bertambah hingga makin lama makin banyak tetapi akhirnya tidak bertambah lagi. Pada teori Malthus yang menyebabkan berhentinya pertambahan penduduk ialah makin banyaknya kematian akibat kekurangan makan, kelaparan, penyakit dan lain-lainya, kalau pada toeri Pearl penyebab berhentinya pertambahan penduduk adalah kepadatan penduduk. Arah pertumbuhan penduduk mengikuti kurva normal tersebut akibat pengaruh kepadatan di ruang hidup.
Kesimpulan ini diperolehnya dari penelitian lalat di dalam botol yang diubah-ubah ukuran besarnya, dan pada penelitian organisme lain. Kepadatan di dalam ruang mempengaruhi tingkat reproduktivitas, semakin padat penduduknya semakin berkurang tingkat kelahirannya. Sehingga menjadi faktor yang memperlambat pertumbuhan penduduk. Jadi kepadatan penduduk secara otomatis akan mempengaruhi kemampuan untuk membuat keturunan.

Gambar 1. Pertumbuhan Penduduk Pearl
Apabila sistem ekonomi berubah, misalnya pertanian bergeser menjadi industri, dimulailah daur baru, yaitu daur kurva normal baru dan daur baru ini dapat juga mengganti daur lama sebelum yang lama menyelesaikan siklusnya

2. Teori Gini
Pertumbuhan penduduk oleh Gini dipandang dari sudut pandang statistik biologi, dan ia percaya bahwa kecenderungan reproduksi penduduk secara keseluruhan atau sebagian keluarga mengikuti kurva parabolik metematika.
Penduduk mengalami tingkat muda pada permulaan dengan pertumbuhan cepat, kemudian mencapai kedewasaan, menjadi tua dan menurun jumlahnya. Jadi penduduk mengalami pertumbuhan dan keruntuhan, dan pertambahan penduduk itu tidak dibatasi oleh persediaan bahan makanan yang diperlukan, melainkan oleh hokum biologi yang mengatur pertumbuhan. Sebagai bukti ada banyak bangsa yang mengalami keruntuhan sebelum mncapai batas makanan yang diperlukan.
Pertumbuhan penduduk yang mula-mula cepat dan kemudian berkurang disebabkan oleh perubahan-perubahan pada ketuaan manusia itu sendiri. Sel-sel tumbuh manusia mengalai tingkat-tingkat muda, dewasa, dan tua, serta sel benih yang ada pada manusia mengalami hal serupa, hanya kurun waktunya lebih panjang.

Gambar 2. Pertumbuhan Penduduk Gini
Selama fase pertumbuhan mula-mula, ketuaan penduduk makin besar, hal ini disebabkan karena ketuaan itu merupakan warisan, sehingga setiap generasi akan mempunyai tingkat ketuaan lebih dari generasi sebelumnya. jika kewredian menjadi lebih besar, penduduk bertambah lebih cepat, tetapi kemudian tenaga reproduksi mengalami “keausan natural”. Keausan ini disebut metabolisme demografi, jadi setelah penduduk makin cepat pertambahannya, persaingan di dalam hidup makin hebat yang secara otomatis mengurangi tanaga hidupnya, sampai akhirnya tak dapat bereproduksi.

3. Teori Penduduk Optimum
Teori ini tidak lagi menekankan pada faktor-faktor ekonomi, malainkan pada kehendak manusia. Di dalam zaman maju ini kehendak manusia merupakan kekuatan yang sangat menentukan, sehingga dapat pula menentukan keseimbangan penduduk suatu wilayah di tempat tinggalnya. Orang dapat mengatur jumlah penduduk dalm kaitannya dengan kemampuan-kemampuan mereka, dan juga dengan kemampuan-kemampuan lingkungan tempat tinggal, untuk menciptakan hasil per kapita maksimum. Jumlah penduduk yang ideal ini disebut penduduk optimum, yang  banyak sedikitnya di dalam wilayah atau Negara tetentu tergantung dari kebudayaan yang berlaku. Perubahan pandangan hidup atau perubahan teknologi akan mengubah besar kecilnya penduduk optimum.
4. Teori Sosial
            Teori ini  dikemukakan oleh Arsene Dumont yang kemudian disebut dengan teori Dumont yang menekankan pada faktor kebudayaan. Dumont mendasarkan teorinya pada studi pertumbuhan penduduk di Prancis pada akhir abad 19, dan menyebutnya “teori kapilaritas sosial”. Kapilaritas adalah gejala naiknya air atau minyak dalam pembuluh sempit, seperti naiknya minyak dalam sumbu kompor. Demikian pula orang mempunyai kecenderungan untuk naik mencapai tingkat yang lebih tinggi dalam lingkunagan sosialnya. Dalam proses naik ini, ia makin lama makin kurang suka untuk memproduksi anak, dan makin lepas dari lingkungan natural dan keluarganya, dan selanjutnya juga dari kesejahteraan bangsanya. Yang menjadi perhatian orang ialah mencapai status yang makin tinggi dengan cara-cara yang menguntungkan dirinya, tanpa memikirkan apakah itu merugikan masyarakat atau bangsa. Dumont percaya kapilaritas sosial mudah berlaku dalam masyarakat yang memungkinkan permindahan dari kelas ke kelas yang lebih tinggi lebih mudah. Ia juga mengatakan bahwa gerakan dari kelas ke kelas tersebut merupakan akibat langsung dari turunnya tingkat kelahiran, karena ia mengatakan: “Perkembangan jumlah dalam suatu bangsa berbanding terbalik dengan perkembangan perorangannya”.
Kapilaritas sosial hanya mungkin berlangsung di dalam negara-negara yang tidak mempunyai hambatan untuk pindah kelas. Pada bangsa yang kelas-kelasnya sangat ketat seperti India, kapilaritas sosial kurang berlaku.

sumber : klik disini
Download Materi Kependudukan
Kenali Modalitas Diri Stop IPK Rendah
Kenali Disleksia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar